Hai, kamu. Apa kabar? Saya rindu. Saya rindu kamu. Saya rindu kenangan bersamamu Saya tidak tahu apa yang bisa saya perbuat untuk membiaskan rindu ini. Sekali lagi, saya rindu.
Saya terkadang memaki diri saya, mengapa bisa-bisanya membuat segalanya bermasalah. Kali ini saya bukan hanya kehilangan kamu, tapi juga dia. Maafkan saya begini. Saya hanya tak tahu lagi bagaimana harus meluapkan segala rasa ini. Saya peluk kamu lewat doa, ya? Bolehkah?
Setidaknya, saya bersyukur Tuhan masih mengizinkan saya mengetahui kau baik-baik saja. Meskipun saya tidak tahu apa yang kamu lakukan selama ini di luar sana. Saya masih dapat melihat kapan terakhir kamu online facebook melalui timer di kolom chat. Saya masih bisa mendengar sayup-sayup sapaan dan kicauanmu pada dunia lewat twitter dan status facebookmu. Saya masih bisa melihat waktu terakhir kamu buka whatsapp-mu. Sebut saja saya gila. Masih berusaha peduli padamu lewat hal-hal bodoh itu. Tapi saya bersyukur itu artinya kamu baik-baik saja di sana.
Saya rindu. Sumpah, saya rindu. Saya rindu ketika melihat jajaran foto-foto kenangan itu. Saya tidak tahu, apa kamu masih menyimpannya? Kalaupun kamu masih menyimpannya, barangkali tak pernah kau sentuh lagi. Saya sering kali mengingat tingkah lakumu saat kamu masih jadi kamu yang saya kenal. Semuanya terlalu cepat bagi saya, terlalu. Segala yang terlalu itu tidak baik, kan? Saya terlalu rindu pada kamu. Apa itu juga tidak baik?
No comments:
Post a Comment
what do you think?