Sunday, March 6, 2011

The Last Words

Dear Nathan,


Kamu nggak usah khawatir aku di sini sendiri,
Aku punya teman-teman yang luar biasa,
Aku nggak sendiri..


Nathan, aku bahagia..
Bukan karena aku harus meninggalkan kamu dan masa lalu,
Bukan karena kamu punya yang lebih penting daripada aku,
Tapi karena aku nggak perlu menangis lagi..
Aku bisa tersenyum :)


Nathan,
Aku tahu...
Yang kamu inginkan dari dulu adalah supaya aku jadi gadis yang kuat, iya kan?
Aku sudah buktikan.
Aku bahagia aku bisa tersenyum di atas kebahagiaanmu pula..
Aku bahagia aku tak perlu menangis di atas kebahagiaan orang lain..


Aku bahagia kamu belajar memenuhi komitmen itu,
Aku bahagia kamu berani kembali memegang teguh komitmen yang kamu ambil..
Aku berharap ini bukan hanya sementara.
Tapi selamanya...


Bukan mengenai aku yang ingin kita bersama seperti dulu...
Sungguh aku nggak tau apa yang membuat aku bisa melupakan rasa itu...
Aku nggak pernah berusaha melupakan kamu, Nathan..
Tapi maaf, keadaan membuat aku melupakan rasa dan masa lalu itu.


Jiwaku bukan lagi sesuatu yang lemah seperti yang dulu
Aku sudah banyak belajar dari sana..
Aku pernah merasakan bagaimana aku harus bersabar..
Aku pernah belajar untuk percaya..
Dan yang lebih penting adalah...
Aku belajar berulang kali untuk bangkit dari kesakitan..


Kamu mengajarkan aku banyak hal
Apapun, aku tak bisa membencimu..
Karena aku sadar, dan sangat sadar
Membenci orang yang ingin kita lupakan sama sekali bukan cara terbaik untuk melupakannya...


Nathan,
Aku pikir lepas dan pindah adalah hal tersulit yang harus aku hadapi setelahnya...
Tapi aku salah..
Aku pikir aku harus memakan waktu lama untuk benar-benar melupakanmu,
Melupakan rasa itu tepatnya,
Tetapi lagi-lagi aku salah..


Semua itu membuat aku semakin kuat..
Entahlah aku tak tahu..
Mungkin aku mati rasa..


Kehilangan itu memang terasa begitu menusuk
Tapi tak pernah aku berusaha menyapamu sebelum kau menyapa terlebih dahulu...
Aku hanya tak ingin aku terlihat lemah dihadapanmu
Aku kuat, Nathan..


Kau tahu?
Terkadang aku merindukanmu..
Merindukan perhatian dan sikapmu..
Tapi entah kenapa hal itu tak lagi menghidupkan rasa yang kupunya dulu..
Rindu bukan berarti sayang, bukan?


Aku hanya rindu kamu sebagai kakakku..
Mungkin jika aku masih lemah, aku akan berusaha menghubungimu lagi..
Tapi nyatanya?
Tidak pernah.


Aku tak pernah menoleh padamu sama seperti kau tak pernah menoleh padaku...
Sama-sama tak ingin mengusik..


Nathan,
Jangan pikir aku tak pernah membaca status-statusmu di IM..
Selalu, aku selalu membacanya..
Terkadang aku hampir tak tega melihatmu sendiri..
Tapi hey, tahukah kamu? Aku juga sendiri.
Aku hanya tak ingin kamu datang hanya di saat kamu sendiri
Saat kamu kesepian...
Kamu sudah punya duniamu sendiri...


Terkadang aku rindu perhatianmu layaknya kakakku sendiri..
Kamu tahu aku begitu mendambakan seorang kakak..
Dan sampai saat ini, belum ada yang bisa menggantikan perhatian-perhatian itu..
Tapi sekali lagi, aku hanya rindu..
Rasa ini tetaplah mati...


Nathan,
Aku tahu kamu tidak benar-benar sendiri,
Kamu punya dia..
Sedangkan aku?
Aku hanya punya teman-temanku, keluargaku, juga Tuhanku..
Aku hanya ingin berpesan padamu,
Syukurilah apa yang sudah kamu dapat,
Jangan pernah merasa kamu orang yang paling tidak beruntung di dunia ini..
Padahal kenyataannya kamu punya dia, orang yang lebih kamu sayangi jauh sebelum ada aku..


Entahlah,
Aku hanya berharap ada orang lain yang benar-benar bisa menggantikan posisimu...


Nathan,
Ini mungkin pesan terakhirku...
Ya, mungkin, mungkin sebelum ucapan maaf idul fitri atau sebelum ujian..
Mungkin..


Jaga diri baik-baik di sana,
Aku mohon sadari baik-baik, mengapa semua orang menyalahkanmu...
Karena kamu yang memulai, kamu juga yang harus mengakhiri...
Aku harap suatu saat kamu akan membaca pesan ini...


Aku tahu, Tuhan memberikan ujian ini karena Ia ingin aku tahu bahwa aku berhak mendapat yang lebih baik..
Bahwa semua yang Tuhan beri tak pernah ada yang sia-sia..


Tara

No comments:

Post a Comment

what do you think?