Monday, March 7, 2011

Ketika Hati Berprasangka...

Manusia, makhluk yang entah mengapa selalu menuntut akan sebuah kesempurnaan. Tanpa pernah ia sadari bahwa ia adalah makhluk sempurna yang diberikan akal pikiran dan hawa nafsu oleh Tuhan.
Mengapa hal itu tak pernah disadarinya?
Terkadang sebuah kekurangan memang menyisakan keluhan, namun ketika ia sudah kehilangan segalanya, barulah ia akan menyesal.


Pernah suatu ketika sebagai seorang manusia, saya mengeluh. Mengapa dunia ini nyaris, nyaris tidak adil?
Saya hampir tak berani mengatakan bahwa Dunia tidak adil, karena itu artinya saya berkata bahwa Tuhan tidak adil.
Saya sudah merasa berjuang, berdo'a, tawakal, tapi entah mengapa keberuntungan masih jauh dari hidup saya.
Ketika saya sudah yakin bahwa saya bisa tuntas. Ya, saya pasti bisa, karena saya sudah berusaha dan berdo'a. Namun kenyataannya berbeda. Kepercayadirian saya menghilang beberapa persen setelah mengetahui nilai saya.


Sedangkan orang lain? Yang kerjaannya hanya tidur, tidak menyimak, bahkan jauh dari Tuhannya, bisa mendapat sesuatu yang jauh lebih baik dari saya. Kenapa?
Saya tipe orang yang tidak bisa begitu saja lepas dari sebuah kekecewaan. Saya hampir berkata bahwa dunia nyaris tidak adil. Namun dalam pengembaraan pikiran saya mengenai hal itu, saya dikejutkan suatu hal. Ketika saya harus kecewa dengan nilai ulangan saya, pada jam terakhir justru saya dihadiahi sesuatu oleh Allah. Yaitu, tidak perlu maju ke depan mengerjakan soal pengganti nilai ulangan. Dengan begitu dapat dikatakan saya mendapat nilai ulangan tanpa perlu mengerjakan.
Entah apa yang harus saya ucapkan selain syukur sebanyak-banyaknya, dan berkata "Tuhan Maha Adil".


Lalu hari ini lagi-lagi saya dikejutkan sesuatu hal yang luar biasa.
Saat teman-teman saya yang hanya mengandalkan keberuntungan, yang bahkan ketika itu terkadang saya yang mengajarkan mereka, ketika saya nyaris 100% percaya diri dengan jawaban saya, cinta saya lagi-lagi ditolak oleh kimia. Justru mereka mendapatkan apa yang disebut keberuntungan. Tapi Tuhan tahu yang mana yang benar-benar belajar, memperhatikan dan yakin Tuhan akan membantunya. Tuhan tahu, sekali lagi Tuhan tahu.


Saat itu sekali lagi saya hampir berkata bahwa semuanya tak pernah adil bagi saya. Ketika pikiran saya masih berputar di sana, pada jam terakhir LAGI-LAGI Tuhan menjawabnya dengan hadiah yang luar biasa. Ketika nilai mata pelajaran biologi diumumkan, hatiku hanya dapat berucap, "Aku tahu Engkau Maha Adil, maka tunjukkan padaku bahwa Kau benar-benar adil.".
Sepersekian detik, Dia menjawabnya, Dia benar-benar membuktikan bahwa Dia adalah Raja Maha Adil. Nilai saya nyaris sempurna, nyaris tak ada halangan lagi bagi saya untuk semakin yakin bahwa Tuhan memang adil. Ketika nilai tambahan diumumkan, nilai saya bertambah menjadi sempurna. Subhanallah walhamdulillah.
Sungguh tak ada lagi kata yang bisa saya ucapkan kecuali Subhanallahuwalhamdulillah...
Dan sekali lagi saya bergumam pada diri saya sendiri, "Tuhan memang adil, fik."


Maka ketika kamu berkata Tuhan tidak pernah adil, pikirlah sebelum kamu melihat kenyataan yang ada pada dirimu. 
Apakah Tuhan masih tidak adil saat hidupmu sederhana namun otakmu sungguh kaya?
Apakah Tuhan masih tidak adil saat kamu masih bisa makan sedangkan teman-teman di luar sana banyak yang kelaparan?
Apakah Tuhan masih tidak adil saat kamu kehilangan Ibumu sedang kamu masih disisakan ayahmu yang dapat mencari nafkah?
Apakah Tuhan masih tidak adil ketika nilai matematikamu kurang sedangkan nilai biologimu menjulang?
Apakah kamu masih berani berkata Tuhan tidak adil saat Ibumu masih sering memarahimu sedangkan orang lain ada yang tak pernah merasakan kasih sayang seorang Ibu?
Masihkah?
Percayalah Tuhan tak pernah membiarkan hambanya yang selalu berusaha, berdo'a dan tawakal itu sengsara.
Percayalah saat kamu merasa Tuhan tidak adil itu bukan berarti karena Dia benar-benar tidak adil...
Tetapi justru karena Dia akan menghadiahimu kebahagiaan pada waktu yang akan terlihat indah bagimu.
Percayalah Tuhan tahu seberapa besar usaha kita,
Seberapa banyak tetes airmata yang sudah kita keluarkan, 
Seberapa deras peluh yang megucur
Seberapa sakit kita terjatuh.
Dia tahu, karena Dia Maha Mengetahui.


Semua memang terlihat tidak adil bagi kita..
Tetapi percayalah, Tuhan punya cara-Nya sendiri untuk membuat segalanya indah pada waktunya...

"Fa bi ayyi alaa irabbikuma tukadziban?"
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustai?"
QS: Ar-Rahman

No comments:

Post a Comment

what do you think?