Saturday, January 22, 2011

Dream...

Mimpi itu datang...
Ya, mimpi yang sudah kuduga akan datang malam tadi...


Selepas subuh aku kembali terlelap dengan mata yang membengkak..
Aku menemukanmu di sana, dengan setting yang sama sekali tidak ku kenal....
Kau menangis di sana..
Tangisan yang sama seperti saat kau rindu rumah..
Aku menghampirimu..
Menanyakan keadaanmu
Menanyakan keputusan yang telah kau ambil..
Lantas dengan tegas kau jawab "Tidak!" masih dengan tangisan...
"Aku nggak akan ngebiarin aku sendiri tanpa kamu, kamu yang udah ada sewaktu aku down, sekarang saat aku udah punya banyak teman, apa aku sejahat itu untuk ninggalin kamu?"
Astaga, Nathan...
Kau lagi-lagi membuatku ikut menangis karena tangisanmu...
Selalu begitu...
Entah mungkin aku yang terlalu peka saat orang lain menangis...


Aku ingat saat aku menyuruh kau pergi jika aku menyusahkan..
Tetapi kau justru mengatakan kau tidak akan meninggalkanku...
Lalu bertanya di mana kau akan berkeluh kesah saat kau terjatuh lagi...
Siapa yang akan menenangkanmu dalam tangisan...


Aku masih ingat, Nathan...
Saat aku datang di hari ulang tahunmu..
Nyaris saja kiyta tidak akan bertemu..
Kalau saja hari itu aku tidak menaikkan kecepatan sepeda motorku..
Kalau saja aku tidak menangis saat itu karena teman-temanku...
Kalau saja aku tidak berjuang, dan ngotot untuk ke sana..
Mungkin kita tidak akan bertemu..
Pertemuan terakhir kita...


Ya, pertemuan terakhir
Tak akan ada hari-hari yang diisi oleh candamu...
Takkan kudengar gelak tawa yang khas itu...
Kau tahu? Bahkan teman-temanku bilang, aku sudah tertular cara tertawamu itu...


Sekarang aku harus mengulang cerita yang hanya aku ceritakan padamu itu kepada temanku yang lain...
Atau mungkin tidak..
Aku harus mengeluarkan keberanianku untuk mengatakannya pada mereka..
Atau mungkin tidak...


Aku harus berhenti tahu tentangmu..
Aku harus berhenti mencampuri urusanmu...
Aku harus berhenti cemburu..
Aku harus berhenti mencarimu..


Tetapi aku tidak akan berhenti menyayangimu...
Tak akan berhenti menyebut namamu dalam doaku...
Atau bahkan melupakanmu...
Hingga semua itu hilang dengan sendirinya...


Tetapi maaf...
Mungkin hal jahat yang tetap kulakukan adalah...
Menangis meski engkau telah bahagia tanpa aku..


Nathan, bahkan aku tidak ingin terbangun dari mimpi...
Karena mungkin hanya melaluinya aku dapat melihatmu hidup...


Nathan, bukan karena kita harus berpisah..
Aku harus menanggalkan namamu di tiap aku berdoa..
Aku akan tetap berdoa untukmu..
Supaya Tuhan memberimu kebahagiaan dengan ini..
Meski aku harus berkorban untuk tidak bahagia tanpamu...


Doaku menyertaimu, Nathan...


Tara

No comments:

Post a Comment

what do you think?