Sunday, June 14, 2009

Air Mata Kini Terjatuh Lagi

*Diangkat dari kisah seorang teman

*******

Kuhapus air mata ini

Kucoba untuk menahan air mataku ini

Tak bisa

Sekali lagi terjatuh dengan sendirinya

Kucoba untuk melupakannya

Hapuskan memori itu

Kualihkan semua ini

Mencoba untuk fokus pada pendidikan

Tapi tak bisa

Kembali ingatan itu muncul di benakku

Aku tahu kau benci ini

Aku tahu kau tak suka aku seperti ini

Kucoba untuk mengemban pesan-pesanmu

Sekali lagi itu hanya membuat aku teringat

Semakin kucoba untuk melupakannya

Semakin kuat rasa perih ini

Sudah sekian kali aku begini

Terulang memori saat itu

Kau mengatakan hal itu

Aku sulit menerimanya

Sudah sekian lama aku menunggu

Setelah kudapatkan itu

Apa lagi yang kudapat?

Kau menghilang dari sisiku

Kali ini lebih menyakitkan

Lebih dari sebelumnya

Aku tahu

Tak mudah kau mengatakannya

Aku tahu

Kau sulit untuk menjalaninya

Lagi-lagi pendidikanlah alasannya

Aku memang bangga

Ada seseorang yang memperhatikan pendidikanku

Tapi tak tahukah engkau

Aku tersiksa seperti ini

Dekat denganmu

Sudah memberiku satu semangat baru

Mungkin salah

Jika kau anggap aku akan lupa pendidikan karenamu

Karena aku tahu

Kau tak suka aku seperti itu

Karena itulah

Aku ingin kau jadi matahariku

Menerangi hidupku

Aku ingin kau menjadi bintangku

Yang menerangi ku dalam kegelapan

Aku ingin kau menjadi pelangiku

Untuk mewarnai kehidupanku

Tanpamu

Tak bisa aku seperti itu

Seperti keinginanmu

Dalam surat wasiatmu

Aku cukup senang

Walaupun kau hanya bisa melihatku

Meski tak lagi disisiku

Tapi mengapa kini berbeda?

Kau putuskan silaturahmi ini

Ada apa denganku?

Apa yang salah denganku?

Aku senang selalu ada kau

Dalam suka dan dukaku

Meski kau bukan milikku lagi

Cukup jadi penyemangat dalam hidupku

Aku tahu kau tak siap

Aku selalu memaklumi itu

Ku sabar untuk menantimu

Namun

Saat kudengar itu

Tubuhku kaku

Mulutku bisu

Dunia seakan berhenti di saat tak tepat

Di saat hatiku perih tersayat

Kau keluarkan kalimat itu

Aku tahu tak mudah kau begitu

Tapi justru aku yang lebih tersakiti

Aku sudah terlanjur mencintaimu

Apa ku salah?

Rasa ini bukanlah permintaanku

Semua datang dengan sendirinya

Aku tak lagi dapat mengelak

Tak lagi dapat melupakannya

Aku tahu kau juga begitu

Aku tahu kau cinta aku

Sudah berulang kali aku mengatakannya

Sudah berulang kali pula kau mengatakannya

Tapi kenyataan ini

Sungguh membuat hati ku tercabik-cabik

Hatiku terasa hancur berantakan

Oh Tuhan ..

Kembali kuingat saat itu

Kau ucapkan kata putus tanpa tangisan

Aku tahu kau menangis

Aku tahu hatimu menangis

Tak tersirat di wajahmu rasa itu

Sebaliknya denganku

Wajah muramku selalu tergambar

Tak bisa kusembunyikan ini

Air mata ini menetes

Di kala khutbah

Yang seharusnya menentramkan jiwa

Aku sudah mulai melupakan itu

Namun kini

Hatiku kembali tersayat

Kalimat yang terlontar dari bibirmu

Menusuk dalam hatiku

Kali ini lebih perih dari sebelumnya

Tuhan

Mengapa di saat ku seharusnya fokus

Fokus pada ujian yang akan datang

Aku harus mendapatkan ini semua

Wahai engkau belahan jiwaku

Apakah kau tahu betapa sakit hatiku

Tak apa hanya menjadi teman

Teman yang selalu memberiku semangat

Tapi mengapa kini seperti ini?

Teman mungkin tidak

Kau putuskan ini

Tak lagi mungkin aku dekat dengan kau

Aku tahu kita tersiksa

Ku selalu coba untuk setia

Menunggumu hingga kau siap

Meski banyak yang meragukan itu

Tapi kucoba untuk tetap kukuh

Air mata ini terjatuh lagi

Dua kali kau putuskan hubungan ini

Aku bisa memaklumi

Jika aku belum bisa memilikimu

Tapi tak bisa kumaklumi

Jika tak ada lagi hubungan antara kita

Tak lagi jadi teman

Tak lagi jadi sahabat

Hidupku kembali gelap

Tanpa warna-warni indah

Jangan salahkan aku

Jika aku tak bisa jalani amanahmu

Karena kau yang dapat membuatku menjalaninya

Aku tahu ini bukan akhir segalanya

Tapi aku merasakan itu

Rasa ini lebih dari segalanya

Bahkan mungkin lebih dari rasa cinta ini

Aku tak tahu

Mengapa kau ucapkan itu

Padahal kutahu

Kau masih mencintaiku

Beragam opini mengenai kau

Tak peduli aku

Kau orang yang sulit ditebak

Sulit terbuka

Sulit peduli dan peka akan sekitarmu

Akan kubantah itu

Akan kucoba untuk membuatmu

Tak seperti opini-opini itu

Meski terkadang memang benar

Tapi aku merasakan perubahan pada dirimu

Setelah kukeluarkan segala uneg-unegku

Air mata ini kembali menetes

Tak kuharapkan memang

Jatuh dengan sendirinya

Mengingat peristiwa ke peristiwa lain

Wajahmu mengalihkan duniaku ...

Kalimat itu ...

Aku selalu meneteskan air mata ini

Jika kembali teringat kalimat yang pernah kau ucapkan itu

Aaaah lagi-lagi

Entah berapa tetesan sudah

Tak terhitung lagi

Air mata ini mewakili pedihnya hatiku

Jika seratus kali air mata ini menetes

Maka seratus kali lipat kepedihan ini

Kau belahan jiwaku

Aku akan tetap setia

Aku akan menunggumu

Jika kita berjodoh

Maka kelak kita akan bersama

Itukah yang engkau katakan?

Aku sangat mengaharapkan itu pula

Percayalah,

Aku akan tetap setia

Tak peduli anggapan orang

Tak peduli keraguan orang

Dan kuharap kau juga begitu

Aku ingin kau menjadi pondasi hidupku lagi

I must strong

I’ll wait you ...

*******

NB :

Pesan untuk temanku,

Percayalah ini bukan akhir dari segalanya

Kita masih punya ALLAH

Tempat pengaduan, tempat berkasih sayang, juga pondasi hidupmu

Tanpa ****, semua akan berjalan baik

Kau hanya butuh ALLAH dalam hidup ini

Jangan terpaku hanya pada ****

Kau masih punya umur panjang

Manfaatkanlah sebaik mungkin

Jika ini yang terbaik,

ALLAH lah yang telah menentukannya

Nomor satukan ALLAH

**** pasti melakukan ini karena ... She loves and care for you ...

She won’t let you forget everything just because of her.

No comments:

Post a Comment

what do you think?