Saturday, July 9, 2011

Menjadi "Spesial" itu Tidak Sulit

Sesuai judul di atas. Aku mau sharing beberapa pelajaran berharga yang aku dapetin belakangan ini. Nggak ada maksud lain kok, hanya ingin sharing. Semoga bisa menginspirasi dan membantu teman-teman. :)

Keajaiban. Miracle. Mukjizat.
Kira-kira teman-teman masih percaya nggak dengan kata itu? Hmm, banyak yang percaya, tapi nggak sedikit juga yang nggak percaya. Pikirnya, memangnya kita ada di negeri dongeng?
Eits, jangan salah. Mukjizat, keajaiban, atau miracle itu bukan hanya terjadi di negeri dongeng, atau zaman Nabi aja, tetapi juga di dunia nyata. Aku yakin kok, setiap individu pasti pernah ngerasain yang namanya keajaiban. Ngerasa belum pernah? Itu tandanya kita nggak sadar, mmm atau nggak mau sadar? :]

Itulah yang belakangan ini aku dapat. Entah kenapa, aku juga butuh waktu yang nggak sebentar buat nyadarin kalo ini emang nyata. Hmm, mungkin terdengar berlebihan yaaa. Mungkin ngiranya aku habis mati suri? atau... sembuh dari koma? atau terselamatkan dari marabahaya? BUKAN. sama sekali bukan. Hal ini common banget kooook.

Bermula dari nilai yang alhamdulillah lama kelamaan nunjukin progressnya. Meskipun di akhir-akhir, ya tetap harus disyukuri karena dari situ aku juga tau alasan kenapa nilai-nilaiku ngdrop setelah masuk SMA. Seperti yang sekilas udah aku ceritain di monday tragedy. Aku banyak banget nerima perubahan yang sifatnya positif, alias peningkatan. Dari down-nya dulu ya. Ini mengenai mata pelajaran Kimia, "bahkan ada yang tidak tuntas dari A sampai Z" begitulah petikan salah satu kalimat dari guru Kimiaku di sekolah. You know, what? Aku termasuk di dalamnya. Ya, dari A sammmmpai Z. Sebetulnya nggak bener-bener dari A sampai Z. Dulu waktu semester satu banyak yang tuntas, tapi lebbbiiih banyak lagi yang "hampir" tuntas. Disitulah rasa 'nyesek'nya berasa banget. Nyaris-nyaris KKM, tapi herannya kalo lagi UTS atau UAS malah tuntas ._.
Nyesek sih waktu denger A sampai Z itu, ngena bangeett rasanya, tapi ya... hmm, yaudahlah ya :]

Ada lagi, fisika, yang dari semester 3 kalo nggak salah cuma sekali doang tuntasnya ._. ngenes kan. Begitulah satu angkatan, dua tahun dengan nasib yang selalu sama. Oh ya, matematika juga! Waktu semester 3 aku bisa lewatin dengan mulus, eh pas di semester 4 jatuh parah.
Dari ke 3 bidang studi dimana aku punya masalah yang cukup berat itu, aku dikasih kejutan, hadiah yang luar biasa dari Allah. Tepat kalo aku bilang, indah pada waktunya :]
Alhamdulillah, nilai-nilai UKK mulus, dari kurang lebih 11 pelajaran at least aku yang nggak tuntas sekitar 3 pelajaran. Puji syukur banget, aku sama sekali nggak nyangka. Ya, walaupun ini bukan sesuatu yang wah, mungkin bagi sebagian orang di luar sana ini hal biasa. Tapi buat aku, Subhanallah karunia yang nggak bisa aku bayangkan. Alhamdulillah eksakpun tuntas semua. Biasanya saat UTS atau UAS aku selalu bermasalah dengan fisika. Bahkan orang tuaku nyaris dipanggil karena nilai UTSku sangat di bawah rata-rata. Aku juga masuk salah satu siswa yang ditandai lampu merah di buku nilai.
Pada saat itu aku hanya punya waktu 2-3 bulan untuk memperbaiki semua itu. Aku masih ingat waktu aku nggak bisa nahan air mataku waktu tau nilaiku sangat-sangat mengecewakan. Banyak teman yang bernasib sama, banyak yang nenangin aku dengan bilang yang kayak gitu bukan cuma aku. Tapi satu yang selalu ada di bayangan aku, dan yang selalu bikin air mataku netes. Itu karena orang tuaku. Aku tau nggak cuma aku yang begini, hampir satu angkatan, tapi ketika nilaiku jatuh, orang tuaku selalu memperlihatkan bagaimana kekecewaan mereka. Itu yang ngebuat aku nggak bisa nahan tangisan. Aku cuma... nggak mau ngecewain mereka.

Tapi pada akhirnya Allah kasih jawaban, hadiah yang indaaaah banget buat aku setelah penantian itu. Setelah banyak air mata bercucuran, setelah banyak peluh yang menetes, usaha dan doa yang semakin aku perkuat. Ya, karena aku tau, Allah nggak akan pernah ngebiarin semuanya sia-sia. Allah juga nggak akan ngebiarin hambaNya yang meminta itu kecewa :]

Hadiah yang membuat aku menangis adalah sesuatu yang pernah membuat air mataku terjatuh saat di masjid sekolah itu. Ya, Fisika. Bidang studi dimana udah berhasil ngebuat aku menangis karena jatuh, juga menangis karena bersyukur. Beberapa pekan terakhir sebelum UKK, nilai fisikaku lumayan meningkat, yang tadinya 3, kemudian 4, 6 dan akhirnya berujung bahagia di UKK. Mendapat nilai nyaris sempurna sama sekali nggak pernah aku bayangkan. Memang, UKK kali ini jauuuuh lebih mudah dibanding ujian-ujian fisika sebelumnya. Banyak dari kami yang tuntas dengan nilai memuaskan. Tapi aku nggak pernah berharap banyak. Pas KKM aja udah sesuatu yang membanggakan untuk mapel yang satu ini hehehe. Keajaiban nggak berhenti sampai di situ, bidang studi yang nggak terlalu bermasalahpun nilainya alhamdulillah memuaskan. Walau ada beberapa yang nggak tuntas, tapi aku rasa jauh lebih banyak yang harus disyukuri dibanding harus dikeluhkan. Tapi kita nggak boleh cepet puas, kan? Kalo udah puas duluan, usaha kita nggak akan berkembang lagi ;]

Apalagi satu hal yang tambah bikin aku bahagia, itu adalah saat melihat orangtuaku tersenyum ketika melihat namaku ada di papan tulis saat pengambilan rapor. Jadi flashback waktu itu Ayah ngejutekin aku di parkiran karena aku nggak masuk sepuluh besar. Seperti yang tadi aku bilang, itulah yang ngebuat aku sedih. mereka bener-bener nunjukin kalo mereka kecewa.

Nggak sampai di situ aja hadiah dari Allahnya. Selain nilai-nilai itu, hadiah yang menyusul lainnya seperti aku dapet starterpack IM2, dan yang paling bikin aku seneng itu waktu aku menang 2 tiket festival nonton fantasiKpop Jakarta. Waaah rasanya speechless nggak tau harus ngomong apa, yang pasti bersyukur banget. Aku udah coba ikut kuis ini itu berhari-hari, ternyata dapetnya pas H-2. Bener-bener indah pada waktunya. Selain itu, aku udah ngebayangin festival bakal penuh banget dan desek-desekan, udah ngantri lama, trus aku bela-belain ninggalin antrean itu buat nganterin temen yang sholat, kebetulan aku lagi enggak. Saat itu aku ngeyakinin temenku kalo kita pasti diberi kemudahan. Ternyata alhamdulillah banget, di dalem nggak sepenuh yang kita bayangkan. Bahkan kita nempatin posisi yang kalo aku ngelangkah satu langkah lebar itu udah nyampe panggung dan yang lebih menguntungkannya lagi, kita bahkan bisa duduk :D

Terakhir, hadiah yang aku baru dapat beberapa hari yang lalu itu adalah pengumuman lomba karya tulis. Sebetulnya aku sama sekali udah nggak berharap, karena lomba itu nggak ada kabar, padahal melibatkan salah satu stasiun televisi swasta. Harusnya pengumuman sebelum pengumuman kelulusan, tapi aku malah baru dapet kabarnya beberapa hari yang lalu. Dan alhamdulillah harapan 1 :]
Aku masih inget waktu aku nulis artikel itu, sama sekali udah mentok. Justru H-1 menuju deadline aku baru bisa nyelesain artikel itu dengan lancar. Kurang lebih pukul 11 malam aku baru ngirim artikel itu dan yang mengejutkannya lagi ternyata itu adalah lomba untuk kelas 12 sedangkan saat itu aku masih duduk di kelas 11. Aku pernah berharap untuk nggak menang, soalnya aku takut banget di diskualifikasi kalo ternyata pengumumannya aku menang. Pasti nyesek banget. Ternyata aku masih bisa nerima, karena katanya juga aku satu-satunya peserta dari Jakarta yang menang. Alhamdulillah banget ^_^

Setelah banyak hadiah yang udah aku dapet dari Allah itu, terutama nilai fisika, aku jadi semakin yakin bahwa keajaiban itu nyata. Memang nyata. Satu hal yang selalu aku patri dalam hatiku, yaitu percaya. Percaya bahwa Allah melihat usahaku. Allah mendengar doaku. Allah mendengar doa orang tuaku dan orang-orang yang menyayangiku. Aku merasa belum menjadi hamba yang betul-betul taat kepadaNya. Yang baru aku sadari adalah, betapa besarnya pengaruh doa dari orang tua kita. Sungguh ridho Allah adalah ridho orang tua. Aku merasa qiyamulailku pun belum seberapa dibanding kedua orang tuaku. Aku masih terbawa kantuk, dan sering kali tidak menjalankan shalat witir yang dianjurkan orang tuaku. Juga betapa Qiyamulail begitu ajaib.
Aku pernah mendengar bahwa jika kita ingin punya hajat, ingin meminta sesuatu yang spesial dibanding yang orang lain dapatkan, maka kita pun harus memberikan sesuatu yang spesial juga. Misalnya shalat, hanya shalat lima waktu itu umum dilakukan orang lain, maka lakukanlah shalat-shalat sunnah dimana orang lain kadang melewatkannya. Oh iya, kata guru fisika SMPku juga, ketika kita Qiyamulail, sama saja seperti kita SMS tanpa pending, nelfon tanpa nada sibuk, tidak ada apapun yang menghalanginya. Juga belajar betapa dahsyatnya sedekah itu. Kalo ada yang bilang sedekah kita akan diganti berkali-kali lipat, itu bukan hanya bualan. Tetapi kenyataannya memang begitu. Banyak yang aku pelajari dan aku serap dari orang-orang sekelilingku.

Sekarang aku tau, kenapa nilai-nilaiku, prestasiku menurun di SMA. Itu karena ibadah sunnahku berkurang. Dhuha jarang, apalagi Qiyamulail. Dibandingkan waktu SMP, jauh berbeda. Aku masih ingat saat aku masih duduk di bangku SMP. Setiap malam aku bangun pukul 2 pagi, aku nggak pernah berniat untuk bangun pukul 3. Karena aku tau, Ayah bangun setiap pukul 3, sedangkan aku nggak mau ada orang rumah yang tau kalau aku bangun pukul segitu.

Begitulah pengalamanku, semoga bisa memotivasi juga menginspirasi teman-teman. Tetapi bagiku, yang terpenting adalah sebuah kepercayaan. Percaya. Percaya bahwa Allah akan menghadiahkan hadiah terindah untuk kita, bahkan lebih indah dari yang pernah kita bayangkan. Indah pada waktunya. Percaya. Bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha dan doa hambaNya. Percaya. Bahwa Allah melihat sekecil apapun yang kita kerjakan. Percaya. Bahwa setiap kebaikan yang ditanam, pasti akan berbuah kebaikan pula. Sekian :]

No comments:

Post a Comment

what do you think?