Sunday, November 17, 2013

Pada Akhirnya - puisi karya Deswan Arianto

Aku tak pernah ingat hari, tanggal, bulan, dan detik saat kau pergi
Tak mau mengingat, lebih tepatnya
Satu-satunya yang aku tahu bahwa tetiba separuh hatiku kebas
Seperti ada yang mencabut jantungku dengan paksa
Sementara aku tak mampu menahannya, seperti ada palu yang meremukkan sendi-sendiku
Namun, tak pernah mampu kuteriakkan rasa ngilunya
Akhirnya, segala yang pernah aku dan kamu takutkan terjadi juga
Seperti dipaksa memutar arah jarum jam berlawanan
Kembali pada kala kita belum saling berbagi rasa, saat semua masih menjadi asa
Tawa tiada arti apa-apa, tangis bukan akhir segala
Berpura-pura tidak mengenal, berperang tanpa pedang
Berlomba menang atas kekalahan yang kita sendiri ciptakan
Membuktikan apakah ungkapan "jodoh tiada kemana" benar adanya?
Kita salah,
Aku dan kamu nyatanya tetap berlari, kini kian menjauh berlawanan arah
Aku dan kamu tetap berjalan, namun kini tidak lagi bersisian
Aku dan kamu terpaksa merangkak, mencoba samarkan luka yang kian mengerak
Setelah tak ada lagi kita, tetaplah temukan bahagia
Sekalipun bukan lagi aku dan kamu sebagai porosnya

No comments:

Post a Comment

what do you think?