Thursday, June 24, 2010

IPA atau IPS?? IPS atau IPA??

besok, 25 Juni 2010


Besok itu hari Jum'at.. *iya saya tau besok Jum'at! terus???*


tapi bukan Jum'at biasa untuk seluruh siswa/i kelas X SMA N 112 Jakarta...


Karena besok adalah hari penentuan...


Bukan sekadar kenaikan kelas yang menjadi momok menakutan bagi para siswa. Kenaikan kelas selalu identik dengan kata 'veter'. Veter dari kata veteran yang di sini bermaksud sebagai sebutan bagi siswa yang tidak naik kelas. Setiap tahunnya, biasanya setiap kelas menyisakan tumbal satu atau dua orang menjadi veter. Waktu saya pertama kali duduk di bangku sekolah menengah di SMA N 112, kelas saya memang agak berbeda dengan kelas lain. Karena kelas ini salah satu kelas yang sama sekali tidak ada veternya. Lalu apa tahun ini juga X-4 tidak akan menyisakan seorang veter? Mudah-mudahan saja. 


Saya sering kali mendengar ada yang berucap, "Tenang aja, kamu kan ikut rohis. Namanya aktif di organisasi. Jadi pasti dibela waktu sidang kenaikan kelas. Tenang aja."
Ya, sering orang berkata begitu. Tapi, saya tetaplah seorang murid biasa yang ikut-ikutan kena 'demam' kenaikan kelas. Buat saya SMA itu berbeda, ya memang berbeda. Mungkin sewaktu SMP kenaikan kelas menjadi sesuatu yang biasa saja, tanpa ada ketakutan. Dan saya memang berhasil melaluinya dengan mulus dan dengan bonus masuk 3 besar selama 3 tahun.
Nilai-nilai juga cukup baik. Berbeda dengan saya di SMA sekarang. Semuanya berbeda. Mendapat nilai sama dengan standar nilai pun sulit rasanya. Dan kini, bagi saya kenaikan kelas itu menjadi hal yang menakutkan.


Belum lagi penjurusan..


IPA


a
t
a
u


IPS ??


IPS atau IPA ??


Buat saya keduanya tidak masalah. Hasil psikotes saya menunjukkan bahwa minat saya di IPA. Berdasarkan hasil psikotes itu pula, setiap didata oleh guru, maka saya akan menjawab IPA. Daripada harus berbelit-belit dengan mengatakan 'apa saja'. Lebih baik saya jawab berdasar hasil psikotes saya. Tapi tunggu, dalam hasil psikotes itu, ada beberapa arahan bidang pekerjaan yang mengarah pada sesuatu yang berbau sosial. See?
Sepertinya saya juga punya sebagian minat di IPS. Ya, saya akui. Sebetulnya ini menjadi dilema bagi diri saya sendiri. Hal ini pun dialami sebagian besar siswa kelas sepuluh. Rata-rata yang saya dengar, mereka ingin masuk IPA. Dikarenakan masuk IPA bisa kuliah di bidang apa saja, dan seperti orang awam kira hidup di IPA lebih menjamin masa depannya. Sedangkan mereka selalu kelihatan kesulitan di bidang Fisika. Ya, fisika pun salah satu momok menakutkan bagi siswa/i di sekolah saya. Dulu saya enjoy dengan fisika, tapi sekarang? Setiap kali ulangan, bahkan hampir satu angkatan seringkali tidak tuntas. Padahal sekolah kami salah satu sekolah unggulan di Jakarta Barat, bukan tidak mungkin sebagian murid-muridnya tergolong pintar. Tapi ada apa dibalik ini semua? Terakhir, saya sakit hati waktu melihat nilai UAS fisika saya jauh dibawah standar nilai. Padahal saya mengerjakannya dengan yakin, karena melihat kenyataan bahwa soal itu tidak sekejam yang saya bayangkan sebelumnya. Lalu juga matematika. dan terakhir KIMIA! Argh! 


Kenyataan yang membuat saya terheran.
Hari keempat untuk pelajaran eksak biologi. Jujur saya nggak belajar. Karena buku saya hilang, waktu saya mau pinjam ke perpustakaan sekolah, ternyata nggak buka. Haduh sedihnya. Terpaksalah saya hanya buka-buka buku catatan. Itu juga nggak masuk otak. Dan setelah keluar dari ruang ujian, saya langsung teriak, "ITU TADI YANG LATIHAN DI BUKU PAKET KELUAR SEMUAAAA! ARGH!" Andai saja buku saya masih ada, saya nggak akan menyesali kejadian ini. T,T
Latihan itu pernah dikerjakan. Kerjasama dengan beberapa orang. Sebetulnya sih tugas individu, tapi yang ada satu kelas membentuk kelompok diskusi dengan sendirinya. Dikarenakan buku saya hilang, dan keadaan yang sangat berisik juga buku yang numpang sama temen, alhasil saya cuma bisa ngerjain beberapa soal dan sisanya teman yang lain. Setelah itu memang sempat dikoreksi, dan mereka dengan mudahnya menandai jawaban yang benar untuk bahan belajar. Saya? Cuma bisa bengong ngeliatin. Nggak mungkin juga saya nyatet soal sebanyak itu. Dan ternyata sebagian besar keluar di ujian itu. Oh GOD!


Setelah lihat buku dan membandingkan dengan jawaban teman-teman saya, hmm sepertinya saya banyak yang salah =_=". Akhirnya.. pasrah


Tapi ternyata, berbeda dengan ujian yang saya yakini yaitu fisika dan matematika yang justru kenyataan hasilnya membuat saya sakit hati, justru biologi yang saya kerjakan dengan keyakinan seadanya malah TUNTAS. Dan teman saya yang sangat yakin itu justru nilainya jauh di bawah standar. Aneeeh.
Dari situ saya simpulkan, NGGAK USAH YAKIN! nanti malah bikin sakit hati lagi. Oke, kimia...
No comment buat kimia, saya takut bikin sakit hati kayak fisika dan matematika. Walau sebetulnya saya bisa mengerjakan sebagian besarnya. Tapi ternyata, hasilnya tetap bikin sakit hati! Oh, saya tahu! Mungkin ketidakyakinan itu hanya di mulut padahal di hati saya yakin. Atau yang kedua, matematika, fisika dan kimia itu saya sebetulnya OVER CONFIDENCE!
dan itu menyakitkan! HUH!


Tapi mengenai fisika dan matematika, bukan hanya saya yang merasakan, tapi teman-teman yang lain juga begitu. Mungkin kita sama-sama OVER CONFIDENCE! T,T


Soal matematika, komentar guru yang mengajar kami matematika itu ada kesalahan. Karena bukan beliau yang buat melainkan guru kelas lain, dan kelas yang diajarnya itu nilainya bagus-bagus. WHAT?? apa bener???


Oke yang pasti, dari semester pertama sampai raport bayangan semester 2 kemarin memang ada peningkatan nilai. Yang lebih menyakitkan lagi-lagi fisika. Nilai saya di semester satu dengan nilai bayangan semester dua masih sama, kurang SATU POIN!
Oh fisika, lagi-lagi membuat saya patah hati!! Kenapa harus selalu fisika? Dan kenapa harus hampir satu angkatan? Siapa yang salah???


Then, saya hanya berharap, guru fisika berbaik hati menambah poin nilai saya sampai mencapai standar nilai. 


Balik lagi soal penjurusan, bagi saya apapun itu, IPA dan IPS sama saja
Banyak yang beranggapan menjadi seorang IPA itu akan menjamin masa depan, sedangkan IPS dikenal dengan sesuatu yang buruk. Toh, semua bukan berpegangan pada sisi itu. Buat saya, IPA dan IPS sama saja. Tidak ada yang lebih buruk dan tidak ada yang lebih baik. Saya punya kekurangan di IPA dan IPS. IPA saya punya fisika yang menjadi kekurangan saya dan IPS saya punya geografi yang biasa disebut 'fisika'nya IPS. 
Meskipun hasil psikotes saya IPA, tapi di dalamnya masih mengandung unsur sosial.
Saya juga tak pernah berdoa untuk dimudahkan masuk jurusan IPA, tapi dimudahkan untuk penjurusan apapun yang terbaik untuk masa depan saya. Saya yakin, apapun hasilnya nanti, itu yang sudah Allah tentukan untuk saya. Jalan saya menggapai impian dan masa depan saya. 
Bukannya saya tidak punya rencana dan hidup terlantung-lantung tanpa impian. Bukan. Saya tentunya sudah punya rencana. Dan saya punya impian di dua bidang itu. Tapi tentunya rencana Allah lebih indah dari rencana kita. Dan Allah akan memberi yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan.


Mimpi saya :


IPA > Fakultas Teknik > Teknik Arsitektur dan Desain atau Teknik Informatika > Desainer Interior 


IPS > Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > Hubungan Internasional > Diplomat


Saya juga punya mimpi, punya cita-cita, punya rencana...
Tapi saya yakin  rencana-Nya lebih indah, dan akan indah pada waktunya




So, IPA atau IPS? 
Biar Allah yang menentukan
Toh saya sudah berdoa'a meminta yang terbaik untuk masa depan saya.....






No comments:

Post a Comment

what do you think?